"aku dengar...baru saja ku dengar suara ajaib itu...
wahai hati mengapa dadaku sembilu???
mengapa seperti ada yang menyeruak dari dalam qalbu???
mengapa terasa ada yang menekan sendi-sendiku...
dari qalbu...mendorong perlahan membuat darahku mengalir deras dan menegangkan otot-ototku??
mengapa??
mengapa reaksinya membuat otak ku memerintah mata ini...
memerintah mata ini untuk meluapkan air yang dikandungnya??
basah...
basah...
habislah semua tisu...
jangan
jangan
janganlah Afifa...
jangan menghabiskan tisu...
itu dari makhluk yang kini hampir punah...
itu dari makhluk yang sedang diberi perhatian khusus untuk penjagaannya...
![]() |
(unsplash.com) |
ambilah kain...
basuhlah...
basuhlah semaumu...
hingga kain menyatu dengan aliran air matamu...
(hati kembali menjawab)
ya...
ya...
akan kuambil kain...
agar tidak ku memberatkan tugas makhluk itu...
makhluk yang berubah menjadi tisu...
bagus Afifa...
walau kain juga berasal dari makhluk yang sama...
dia tetap bisa kau gunakan kembali...
tidak seperti tisu...
janganlah kau berlebihan menggunakannya...
nanti kau akan celaka...
(hati kembali menasehati)
celaka??
apakah aku akan celaka wahai hati??
bila aku melakukan sesuatu berlebih-lebihan seperti itu??
ya..
Afifa...
kau akan celaka saat kau berlaku berlebih-lebihan...
hindarilah prilaku pemborosan terkait sesuatu apapun...
(hati menegaskan perkataannya)
Siapa yang akan mencelakaiku hati??
aku tak mengerti??
apakah hanya karena memboroskan tisu aku akan dicelakai??
(tanya Afifa)
Tidak...tidak begitu Afifa..
aku khawatir...
aku sungguh khawatir...
bila engkau abai akan ini...
engkau akan terus melakukannya..
melakukan pemborosan...
terkait apapun...
sehingga Dia...
Dia tidak akan melimpahkan rahmatNya...
"hati...
apakah Dia...yang tadi namanya terdengar itu yang kau maksud??
"hati...
apakah aku boleh bertanya lagi??
ku harap engkau tak bosan dengan segala pertanyaanku...
"hati
aku mohon kau dengar baik-baik kali ini...
karena ini begitu penting bagiku...
karena ini adalah keresahan terdalam dariku...
siapkah kau untuk mendengarkanku??
(hati mengangguk setuju)
"hati...
selalu saja kau menyebut nama yang sama...
selalu saja kau mengatakan hal tentang Dia...
selalu saja..apa yang sedang terjadi padaku...kau kaitkan dengan Dia...
"hati...
apakah aku mengenalNya???
"hati siapa Dia?? yang namaNya tak bosan kau bisikkan padaku?
yang kurasa engkau begitu patuh padaNya...
setiap ada kesempatan untukku berbuat baik...
engkau selalu membisikkan...dengan lirih...
"lakukanlah..Afifa...lakukanlah...
namun aku terkadang mengabaikanmu..wahai hati...
apakah engkau tak marah padaku??
mengapa engkau tak marah padaku wahai hati???
tapi aku mendengar sesuatu dari telingaku...yang merasuk ke dalam rongga fikiranku...
"aku menyesal...
aku menyesal...mengapa tak ku lakukan kebaikan itu??
kata itu tergaung-gaung di telingaku...
apakah itu berasal darimu juga wahai hati??
hati..
jawablah aku...
hati...
aku butuh penjelasan gamblang darimu...
yang mungkin...
akan memberikan sebuah cahaya padaku...
aku tak masalah...
bila cahaya itu baru sedikit...
aku tak masalah...
karena aku begitu membutuhkannya...
aku tak ingin terus dalam duka
aku tak ingin terkubur merana
dan aku tak ingin terus tak berwarna...
"hati...
cepatlah...
aku tak sabar..
tak sabar menanti sebuah jawaban darimu...
mungkin...
setelah kau menjawabnya...
aku akan merasa riang
aku akan meninggalkan liputan kemeranaan
aku juga akan menemukan sebuah warna...
"apakah kau berfikir seperti itu juga wahai hati??
aku sungguh ingin memiliki warna...
walaupun...hanya putih...
walaupun tak semua manusia bisa melihatnya...
tapi setidaknya..
engkau bisa melihat warnaku...
hati..
ayolah...
jangan buat aku terpaku menunggu...
hati...
jangan terus membuat aku terganggu...
ingat...
kau sudah berjanji dan mengangguk padaku...
bahwa kau akan bersedia menjawab pertanyaanku....
(beberapa lama kemudian....)
hati...
apakah engkau masih disitu...
apakah engkau masih berada ditempatmu??
jangan pergi..wahai hati
tetaplah membersamaiku disini
kembalilah padaku wahai hati
aku akan tetap menanti...
meski lelah bergelayut menyelimuti diri...
bersambung...**
Komentar
Posting Komentar